Sabtu, 20 Juli 2013
Jumat, 19 Juli 2013
Buku Sejarah St Aloysius
Dalam kesempatan loka retret para bruder se-Jawa, para bruder memperdalam sejarah St. Aloisius selama satu hari dan membagikannya dalam diskusi. Luigi, nama kecil St. Aloisius, adalah seorang putra bangsawan yg menolak harta, kemewahan, jabatan, dan menggantikannya dengan penyerahan diri secara total kepada Kristus. Pengalaman hidupnya sangat kaya dan menginspirasi untuk ditimba dan menjadi teladan bagi para bnruder CSA, terutama bagaimana menghayati kemurnian dalam panggilan. Dinamika sejarah hidupnya menarik untuk disimak. Bisa dibaca di sini atau silakan download versi digitalnya disini.
Kamis, 18 Juli 2013
Bahan Loka retret
Tgl. 7-13 Juli 2013, para bruder di Jawa mengikuti loka retret PKD dengan didampingi oleh Rm. Priyono Marwan, SJ. Loka retret diawali dengan triduum untuk latihan rohani dengan mempertajam dan mengasah kemampuan membaca gerak-gerak batin dan peka terhadapa sumber-sumbernya. Hari ke empat dan seterusnya diisi dengan pendalaman Spiritualitas Persaudaraan, Kasih dan Damai. Untuk bahan-bahannya bisa diunduh disini. Berikut materi selama loka retret:
Donasi
Juli 18, 2013
No comments
CSA Indonesia berkarya di bidang pendidikan, pastoral, dan sosial-kemasyarakatan. Para bruder mengelola sejumlah sekolah formal dan kursus ketrampilan, asrama putra/i, panti asuhan, dan wisma lansia.
Bagi mereka yang ingin terlibat membantu mengembangkan karya-karya sosial kami bisa tranfer ke rekening berikut:
Bank CIMB Niaga, Cabang Pemuda, Semarang
No. Rekening : 015 - 0130 - 714 - 007
Atas nama : Kongregasi Para Bruder St Aloisius
Loka Retret CSA
Hasil Loka retret bruder-bruder CSA-Semarang Juli 2013, bisa di download di link berikut ini (klik judul):
1. Powerpoint latihan Rohani
2. Loka karya PKD
1. Powerpoint latihan Rohani
2. Loka karya PKD
Komunitas Kotagoa
Kotagoa adalah bagian dari komunitas Boawae. Awalnya asrama ini di kelola oleh sekolah dengan menugaskan para guru untuk pendampingan anak-anak. Setelah ada kesepakatan antara Pimpinan Tarekat dengan Kepala SMPK Kotagoa bahwa mulai tahun ajaran 2011/2012 Asrama St. Hermanus Kotagoa dikelola oleh para Bruder. Maka sejak tanggal 15 Juli 2011 Br. Viktor dan Br. Dinus menjadi pendamping asrama pertama. Dua bruder ini mengawali karya di asrama St. Hermanus Kotagoa dengan menerima siswa 56 orang. Seiring dengan kebijakan sekolah bahwa pada bulan Januari semua siswa kelas IX wajib masuk asrama maka jumlahnya bertambah menjadi 115 orang. Dalam pendampingan dua bruder ini mengembangkan cara-cara pendampingan yang mengarah pada pengembangan pribadi. Adapun bentuk-bentuk pendampingan seperti rekoleksi bulanan, rekreasi bersama asrama puteri, wira usaha berupa pemeliharaan babi untuk di jual untuk membeli Generrator, menjual kalender untuk menambah dana pembeliah genearator, berkebun untuk mengembangkan kebiasaan berkebun di kampung asal, mengumpulkan sampah gelas plastik untuk didaur ulang, membuat majalan dinding dan masih banyak lagi. Pada tahun tahun selanjutnya jumlah anak asrama semakin bertambah.
Komunitas Kenjeran
PANTI ASUHAN BENIH KASIH
1. YAYASAN : Panti Asuhan Benih Kasih (Wisama Bunda Theresa)
2. ALAMAT KARYA : Perumahan Gading Pantai jl. Madya gading pantai
1. YAYASAN : Panti Asuhan Benih Kasih (Wisama Bunda Theresa)
2. ALAMAT KARYA : Perumahan Gading Pantai jl. Madya gading pantai
No,2 Kenjeran Sura Baya.
3. Bidang Karya : Panti Asuhan
4. Telp : 031.389-3897
5. Web site : www.pantiasuhan-benihkasih.org
6. Email : pantiasuhan_benihkasih@yahoo.com
7. No. Rekening bank :Bank BCA Cabang Mulyosari AC. 389 389 6666
3. Bidang Karya : Panti Asuhan
4. Telp : 031.389-3897
5. Web site : www.pantiasuhan-benihkasih.org
6. Email : pantiasuhan_benihkasih@yahoo.com
7. No. Rekening bank :Bank BCA Cabang Mulyosari AC. 389 389 6666
a/n Tandya Sukmana/ Selvyna
8. Tahun berdiri : 10 Juli 2008
9. Profil Karya
Banyak keluarga miskin di daerah-daerah,tidak sanggup membiayai anak mereka untuk mengenyam pendidikan yang cukup .Tuntutan sehari-hari yang berat dan kondisi ekonomi keluarga yang kurang mendukung, menyebabkan mereka terpaksa mengurbankan pendidikan anaknya sehingga banyak untuk berpotensi tidak punya kesempatan untuk berkembang lebih lanjut.
Dari keprihatinan ini lahirlah Panti Asuhan Benih Kasih. Atas Prakarsa Romo Willibrodus Murdani .CM bersama Pengurus dan bekerja sama dengan Tarekat Suster-suster Mediatrix ( TMM) Mendirikan Panti Asuhan Benih Kasih tanggal 8 Juli 2008. Panti ini berdiri berkat partisipasi Umat Paroki St. Marinus Yohanes.Diresmikan oleh Mgr. Vincentius Sutikno tanggal 8 Pebruari 2012
13. Visi – misi
Bertumbuh Berkembang dan berbuah
14. Tantangan & Harapan :
Masih banyak kaum muda yang belum mendapatkan perhatian dan kesempatan dalam dunia pendidikan dan ketrampilan yang setara untuk meraih masa depanya karena kurangnya biaya atau keadaan ekonomi yang tidak tentu. Semoga mereka menemukan masa depanya dari mereka yang ingin membantu kaum muda.
8. Tahun berdiri : 10 Juli 2008
9. Profil Karya
Banyak keluarga miskin di daerah-daerah,tidak sanggup membiayai anak mereka untuk mengenyam pendidikan yang cukup .Tuntutan sehari-hari yang berat dan kondisi ekonomi keluarga yang kurang mendukung, menyebabkan mereka terpaksa mengurbankan pendidikan anaknya sehingga banyak untuk berpotensi tidak punya kesempatan untuk berkembang lebih lanjut.
Dari keprihatinan ini lahirlah Panti Asuhan Benih Kasih. Atas Prakarsa Romo Willibrodus Murdani .CM bersama Pengurus dan bekerja sama dengan Tarekat Suster-suster Mediatrix ( TMM) Mendirikan Panti Asuhan Benih Kasih tanggal 8 Juli 2008. Panti ini berdiri berkat partisipasi Umat Paroki St. Marinus Yohanes.Diresmikan oleh Mgr. Vincentius Sutikno tanggal 8 Pebruari 2012
13. Visi – misi
Bertumbuh Berkembang dan berbuah
14. Tantangan & Harapan :
Masih banyak kaum muda yang belum mendapatkan perhatian dan kesempatan dalam dunia pendidikan dan ketrampilan yang setara untuk meraih masa depanya karena kurangnya biaya atau keadaan ekonomi yang tidak tentu. Semoga mereka menemukan masa depanya dari mereka yang ingin membantu kaum muda.
Komunitas Kupang
Kehadiran para bruder CSA di Kupang tak lepas dari peran besar Bapak Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang Pr. Beliau selain memberi ijin tinggal, juga memberi lahan karya dengan sarana dan fasilitas yang dibutuhkannya. Lahan karya itu berupa bengkel milik keuskupan dan pendidikan formal, di mana para bruder dilibatkan sebagai pendidik di SMAK Giovanni. Sejak 12 Oktober 2002, para bruder menempati bekas kantor dan gudang Delsos Keuskupan Agung Kupang di wilayah paroki Oeleta, ketika terjadi gelombang pengungsian masyarakat Timor-Timur pro integrasi.
Komunitas ini terus berbenah diri dengan menambah beberapa ruang sederhana untuk kamar tidur dan ruang doa. Tanggal 20 Oktober 2002, dilangsungkan pemberkatan rumah dalam perayaan Ekaristi dan sekaligus penerimaan oleh Dewan Paroki setempat atas kehadiran para bruder.
Hari-hari selanjutnya para bruder disibukkan oleh tugas perutusan masing-masing, baik yang mengajar di SMA Giovanni maupun yang berkarya di bengkel kayu keuskupan. Hadir sebagai mitra keuskupan, tentunya para bruder membutuhan proses untuk mengenal kharakter dan menjalin kerjasama yang lebih baik dengan pihak keuskupan. Ada banyak kesulitan dan tantangan, namun juga menyiratkan peluang dan harapan untuk bisa lebih dalam terlibat dalam karya Gereja setempat, dan mewartakan kabar gembira bagi sesama di ibukota propinsi NTT ini.
Sebagai komunitas religius yang hadir di tengah-tengah umat, para bruder sebisa mungkin juga melibatkan diri dalam kegiatan gerejani di paroki St. Gregorius Agung Oeleta.
Anggota komunitas CSA Kupang saat ini (2013-2014), yakni : Br. Yohanes, Br. Konstan, Br. Dion, Br. Boni, Br. Christian.
Komunitas ini terus berbenah diri dengan menambah beberapa ruang sederhana untuk kamar tidur dan ruang doa. Tanggal 20 Oktober 2002, dilangsungkan pemberkatan rumah dalam perayaan Ekaristi dan sekaligus penerimaan oleh Dewan Paroki setempat atas kehadiran para bruder.
Hari-hari selanjutnya para bruder disibukkan oleh tugas perutusan masing-masing, baik yang mengajar di SMA Giovanni maupun yang berkarya di bengkel kayu keuskupan. Hadir sebagai mitra keuskupan, tentunya para bruder membutuhan proses untuk mengenal kharakter dan menjalin kerjasama yang lebih baik dengan pihak keuskupan. Ada banyak kesulitan dan tantangan, namun juga menyiratkan peluang dan harapan untuk bisa lebih dalam terlibat dalam karya Gereja setempat, dan mewartakan kabar gembira bagi sesama di ibukota propinsi NTT ini.
Sebagai komunitas religius yang hadir di tengah-tengah umat, para bruder sebisa mungkin juga melibatkan diri dalam kegiatan gerejani di paroki St. Gregorius Agung Oeleta.
Anggota komunitas CSA Kupang saat ini (2013-2014), yakni : Br. Yohanes, Br. Konstan, Br. Dion, Br. Boni, Br. Christian.
Komunitas Madiun
Tanggal 16 Juli 1934, untuk pertama kalinya para bruder CSA yang
semuanya berasal dari Belanda menjejakkan kaki di Madiun. Itulah awal kisah
karya perutusan CSA di kota brem ini. Komunitas CSA Madiuan beralamat di Jl. A.
Yani 6 Madiun, Jawa Timur. Karya awal para bruder di Madiun adalah mendirikan
sekolah tingkat dasar baik untuk anak-anak Eropa (ELS) maupun pribumi (HIS) dan
sekolah menengah (SMP) untuk siswa pribumi. Kemudian pasca kemerdekaan RI, Para
bruder merintis Sekolah Pendidikan Guru (SPG) lengkap dengan asrama putra.
Sedangkan asrama putri ditangani Suster Ursulin. Komunitas Madiun juga pernah
menjadi rumah formasio bagi para calon bruder CSA
(novisiat CSA tahun 1957 – 1967) sebelumnya akhirnya
dipindahkan ke Kotabaru-Yogyakarta tahun 1968.
Seiring dengan ditutupnya SPG di seluruh nusantara oleh
pemerintah RI tahun 1991, karya asrama kemudian diperuntukkan oleh para siswa
yang besekolah di kota Madiun, baik di SMP, SMA, maupun SMK. Karena dirasa
perlu, tanggal 14 Juli 1998 dirintislah
sebuah Panti Asuhan Putra yang menampung anak-anak dan remaja yatim, piatu,
yatim piatu, maupun anak-anak dari keluarga kurang mampu secara ekonomi. Karya
ini sekaligus menggantikan karya asrama yang kurang diminati lagi oleh kalangan
muda di sekitar Madiun. Saat ini karya komunitas CSA Madiun adalah TK, SD, SMP
St. Yusuf di Jl. Diponegoro 80, dan Panti Asuhan Putra St. Aloisius di Jl. A.
Yani 8, Madiun.
Anggota komunitas CSA Madiun (2013-2014) yaitu : Br.
Yakobus, Br. Mathias, Br. Mikael, Br. Andreas , Br. Aleks, Br. Bertus, Br.
Dedi, Br. Neri, Br. Vincent.
Komunitas Kalasan
Komunitas Postulat didirikan tahun 1997 di Dusun Sidokerto,Purwomartani, Kalasan, Sleman. Para calon bruder selama 1 tahun tinggal di komunitas ini dengan aktifitas belajar, berdoa dan latihan hidup bersama. Para postulan selain dididik di intern komunitas oleh pendamping postulat, mereka juga mengikuti kursus bina awal selama 2 semester bersama para postulan dari tarekat lain di Jogya dan sekitarnya. Pelajaran Kitab Suci, Liturgi, Psikologi, Sejarah Gereja, dan Hidup Membiara adalah sebagian dari materi kursus gabungan tersebut.
Selain belajar dan berdoa, para postulan juga dilatih untuk hidup karya dan mengolah hidup masa lalu.
Maka di komunitas ini tersedia banyak lahan latihan karya, seperti: pertanian (berkebun), beternak unggas dan sapi, pemanfaatan biogas, pembuatan pupuk kompos organik, dan ketrampilan membuat pot bunga. Semua disediakan sebagai media pembelajaran bagi para calon bruder ini.
Para bruder dan para postulan sebisa mungkin terlibat dalam pelbagai kegiatan gerejani baik di lingkungan, wilayah, maupun paroki. Hal ini juga sekaligus sebagai media latihan kerasulan bagi para calon dan menumbuhkan kecintaannya pada Gereja Katolik.
Postulat CSA berada di wilayah Kalasan tengah dengan gerejanya di Dusun Temanggal dan masuk dalam teritorial Paroki Marganingsih Kalasan. Postulat CSA juga bertetangga dekat dengan komunitas studi para suster SPC di lingkungan Kadirojo, Purwomartani.
Anggota komunitas Postulat tahun 2013-2014 yaitu Br.Petrus (Pimpinan Komunitas, pendamping postulan), Br. Silvinus, Br. Edu dan para Postulan berjumlah empat orang.
Selain belajar dan berdoa, para postulan juga dilatih untuk hidup karya dan mengolah hidup masa lalu.
Maka di komunitas ini tersedia banyak lahan latihan karya, seperti: pertanian (berkebun), beternak unggas dan sapi, pemanfaatan biogas, pembuatan pupuk kompos organik, dan ketrampilan membuat pot bunga. Semua disediakan sebagai media pembelajaran bagi para calon bruder ini.
Para bruder dan para postulan sebisa mungkin terlibat dalam pelbagai kegiatan gerejani baik di lingkungan, wilayah, maupun paroki. Hal ini juga sekaligus sebagai media latihan kerasulan bagi para calon dan menumbuhkan kecintaannya pada Gereja Katolik.
Postulat CSA berada di wilayah Kalasan tengah dengan gerejanya di Dusun Temanggal dan masuk dalam teritorial Paroki Marganingsih Kalasan. Postulat CSA juga bertetangga dekat dengan komunitas studi para suster SPC di lingkungan Kadirojo, Purwomartani.
Anggota komunitas Postulat tahun 2013-2014 yaitu Br.Petrus (Pimpinan Komunitas, pendamping postulan), Br. Silvinus, Br. Edu dan para Postulan berjumlah empat orang.
Komunitas Kotabaru
Novisiat CSA di Jl. Supadi 15 – 17 Kotabaru, Yogyakarta
menjadi tempat pembinaan para calon bruder sejak tahun 1968. Rumah ini
sebelumnya adalah sebuah Skolastikat MSF sebelum mereka berpindah ke Jl.
Kaliurang. Para novis CSA menjalani masa novisiatnya selama 2 tahun. Tahun
pertama disebut masa kanonik, dimana para novis banyak mempelajari hal
ketareketan seperti konstitusi, direktorium, pedoman kongregasi, spiritualitas
kharisma kongregasi, dan mendalami hidup doa atau hidup rohani, serta
menghayati tiga nasehati injili (kaul kebiaraan) dengan disertai refleksi di
setiap aktifitasnya. Tahun kedua disebut tahun eksperimen,
dimana sebagian waktu para novis digunakan untuk tinggal di
luar novisiat entah dalam bentuk live in, stage, atau eksperimen
konstitusi. Tujuannya dalah agar para novis bisa mengimplementasikan apa yang
ia pelajari selama tahun sebelumnya dengan tetap membawanya dalam doa dan
refleksi pribadi.
Novisiat CSA berada di wilayah teritorial paroki St.
Antonius Kotabaru- Yogyakarta. Kendati aktifitas lebih banyak dilakukan di
dalam biara, namun bukan berarti para novis tidak terlibat dan berinteraksi
dengan umat di lingkungan atau paroki. Aneka kegiatan gerejani, seperti doa
lingkungan, latihan koor tetap diikuti dengan penuh sukacita. Selain belajar
intern di novisiat, sesekali para novis juga mengikuti kursus gabungan novis
(KGN) bersama para novis suster, bruder, dan frater dari tarekat lain.
Pada tahun 2013-2014, komunitas novisiat dihuni oleh Br.
Martin, Br. Libert, Br. Bonaventura, bruder novis: Br. Fidelis (Novis thn ke-2)
Br. Antonius (Novis thn pertama)
Komunitas Turi
Konsili Vatikan II mendorong setiap kongregasi untuk lebih
membuka diri terhadap masyarakat luas di pedesaan atau wilayah pinggiran.
Menanggapi seruan itu, CSA membuka komunitas di dusun Donokerto, Turi, Sleman
yang masih merupakan area lereng Merapi. Para bruder di komunitas ini mengelola
SMP St. Aloisius milik PGPM Paroki Yohanes Rasul Somohitan. Kemudian dalam
perkembangannya juga mengelola asrama untuk siswa-siswi SMP tersebut. Karya
bersama dengan Gereja setempat menjadi pilihan komunitas supaya kerjasama
dengan Keuskupan Agung Semarang menjadi semakin nyata.
Komunitas CSA di Turi terasa semangat integrasinya dengan
masyarakat setempat. Keterlibatan para bruder dalam hidup menggereja dan
kemasyarakatan turut memberi warna khas pada komunitas yang didirikan tahun
1969 ini. Jika menilik ke belakang sejarah perkembangan sekolah ini, ada saat
di mana jumlah murid berlimpah, namun juga pernah mengalami krisis kepercayaan
masyarakat sehingga jumlah murid menurun drastis. Namun berkat kerja keras,
dedikasi, dan pelayanan yang mengagumkan dari seluruh pelaku pendidikan di
sekolah ini, pelan tapi pasti jumah murid semakin bertambah banyak hingga tiap
angkatan pararel 2 kelas. Bertambahnya jumlah murid juga berkat keberadaan asrama
yang memungkinkan anak-anak dari penjuru kota besar di Indonesia bisa belajar
dan dididik di tempat yang sejuk ini.
Saat ini (2013-2014) komunitas CSA Turi dihuni lima bruder,
antara lain: Br. Kosmas (Pimpinan
komunitas) Br. Sipri,Br. John, Br. Dinus dan Br. Francis.
Komunitas Mbay
Ada yang istimewa dengan Komunitas CSA Mbay. Istimewanya
karena merupakan komunitas perdana
setelah CSA Indonesia berstatus mandiri (25 November 1999), terpisah dari biara
induk CSA di Oudenbosch Belanda. Cikal bakal lahirnya komunitas CSA Mbay
berawal dari dibangunnya asrama untuk usia SMP dan SMA yang bersekolah di SMP
Hanura maupun SMA K Baleriwu, seiring dengan dibukanya kabupaten baru hasil
dari pemekaran daerah. Tahun 2000 Asrama St. Aloisius diresmikan, untuk
sementara para bruder tinggal bersama anak-anak di asrama sembari menunggu
selesainya proses pembangunan biara bruderan. Tanggal 1 November 2003, biara diresmikan dan
para bruder bisa menempati komunitas baru.
Karya utama dari komunitas ini adalah asrama. Seiring dengan
semangat kemandirian yang menjadi gerakan bersama, munculah karya baru
berupa unit produksi bengkel kayu dan pertanian. Ada juga
bruder yang mengajar di SMA K Baleriwu. Sebagai ibu kota kabupaten yang baru,
Mbay punya potensi besar untuk menjadi daerah maju di daratan Flores karena
sumber daya alam yang relatif melimpah. Maka para bruderpun dituntut untuk jitu
dalam membaca tanda-tanda jaman di tingkat lokal untuk pengembangan karya dan
pelayanannya.
Komunitas CSA Mbay secara gerejani termasuk wilayah
teritorial Paroki Stela Maris Danga yang saat ini mempunyai gereja baru yakni
gereja centrum, di mana para bruder dan anak asrama setiap hari (kecuali ada
misa komunitas) merayakan Ekaristi bersama umat Allah yang lain.
Anggota komunitas CSA Mbay saat ini (2013-2014): Br.
Gregorius, Br. Ansel, Br. Inosensius, dan Br. Albert.