Selamat Datang

... di situs resmi Kongregasi Bruder St. Aloysius

Rabu, 17 November 2021

Sepak bola itu pemersatu

                                                       

SEPAK BOLA ITU PEMERSATU

(Unitas In Diversitas-Bersatu Dalam Perbedaan)

Br. Alfonzsh, CSA

 

Menerut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), persatuan adalah gabungan (ikatan, kumpulan, dan sebagaiannya) beberapa bagian yang sudah bersatu. Sementara kesatuan adalah perihal satu. Keesaan yang bersifat tunggal. Berdasarkan istilah, persatuan dan kesatuan berasal dari satu kata yang berati utuh atau tidak terpecah belah.

Sepak bola bukan sekedar olahraga permainan. Lebih dari itu sepak bola adalah pemersatu banyak perbedaan.  Ini disentil oleh Stefan Howells, tokoh olahraga di Afrika Selatan yang mengatakan bahwa  politik memang perlu. Tetapi lewat politik Anda hanya akan menemukan perbedaan partai-partai. Lewat bola Anda menemukan satu-satu ideal, yang bisa membuat orang seia-sekata. Kesatuan idealisme inilah jalan untuk mengubah masyarakat lama menuju masyarakat baru. Hal ini terlihat dari permainan sepak bola yang mempersatukan semua unsur dalam kehidupan. Karena bola Kristen maupun Islam, kulit putih maupun putih, anak-anak, orang tua, bahkan wanita melupakan perbedaan yang ada diantara mereka. Memang benar kalau permaian sepak bola tidak selalu membawa perdamaian, tetapi jika dipahami dengan baik, keseruan bisa membuat orang lupa dengan latar belakang mereka.

Kita perlu belajar dari sepak bola bahwa kita memang berbeda. Kita datang dari berbagai daerah, latar belakang keluarga, gaya hidup, dan suku yang berbeda. Tetapi kita semua adalah satu. Kita dipersatukan oleh sang pencipta. Kita boleh berbeda pendapat tetapi bukan bermusuhan. Kita berbeda warna kulit tetapi kita adalah saudara.

Sadar atau tidak, kita sebenarnya adalah saudara. Sebagai sauadara kita mempunyai kekhasan masing-masing. Kita semua semua dibentuk melalui berbagai macam pengalaman pribadi. Hal ini menuntut dari setiap pribadi keterbukaan untuk saling menerima untuk tetap berada dalam kebersamaan, persaudaraan dan kesatuan, serta rasa tanggung jawab. Kita belajar dari para pemain bola yang datang dari berbagai negara, dengan latar belakang yang berbeda. Tetapi mereka bersatu, hidup bersama dalam satu tim. Dalam perbedaan itu mereka bersatu berjuang untuk meraih kemenangan tim yang dibela.  Hemat saya, bersatu adalah kata kunci ketika ingin menggapai cita-cita yang sangat mulia. Setiap pribadi menyumbangkan sikap hati yang tulus dalam berbagi hidup, pengertian dan saling membantu. “Semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama” (Kis. 2:44).

Saya mengutip dari isi pidato Presiden Soekarno pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun 1963, bahwa ratusan lidi akan tercerai berai, tidak berguna, dan mudah patah jika tidak diikat. Namun, jika lidi-lidi tersebut disatukan dan diikat maka tak akan ada yang mampu mematahkannya. Demikian pula rakyat Indonesia yang harus menjaga persatuan dan kesatuannya.

Saya berpikir bahwa ketika kita bersatu dan bersama segala sesuatu akan kita lakukan. Karena dalam kebersamaan akan menjadikan hal-hal sepele terasa sangat menggembirakan. Seorang pemain pernah mengatakan bahwa jika di lapangan hijau kita dapat memberi contoh bagaimana suatu tim yang terdiri dari latar belakang berbeda bersama-sama dapat menghasilkan prestasi, maka prestasi itu akan bergema bagi kesatuan seluruh dunia.

LOTIS itu aneka buah. Rujak nama lainnya. Lotis itu bisa berarti keragaman yang menyegarkan. Unitas in diversitas! Setiap pribadi menyumbangkan rasanya. Inilah kebersamaan dalam kehidupan bersama sebagai mahkluk sosial. Kita datang dari latar belakang, suku, budaya, dan agama yang berbeda. Tetapi disini mereka dipersatukan dengan semangat LOTIS; LOving (mencintai), TransformIng (mengubah), dan Serving (melayani) di tengah keanekaan manusia, komitmen untuk memberi diri bagi pelayanan kasih.

4 komentar: