Selamat Datang

... di situs resmi Kongregasi Bruder St. Aloysius

Jumat, 15 Juli 2022

Refleksi Alumni SPG Ruteng

 

TUHAN MEMBENTUK PRIBADI KITA MENJADI “TERANG DUNIA”
(Catatan refleksi seorang alumni setelah Reuni Alumni SPG 20 - 21 Juni 2022.)

Bapak Silvester Bila
Pada waktu saya menjabat Bupati Manggarai, saya  mendapat kesempatan istimewa untuk studi banding di Amerika Serikat.  Waktu pulang, saya singgah di Belanda, mengunjungi Bruder Aquino di  biara  Bruderan Santo Aloysius.  Ketika saya mampir di pintu gerbang biara, Bruder Aquino tidak percaya bahwa yang berdiri di hadapannya adalah Anton Bagul, mantan muridnya, SPG Tubi 1968-1970. Setelah saya menyalami dia, dia berkata: ”Anton, mengapa engkau ada di sini?” katanya sambil menarik tangan saya memasuki ruang biara itu.   Dia mempersilakan saya untuk melihat beberapa foto yang bergantung di dinding kamarnya. Di antara foto-foto itu, ada beberapa foto saya yang diperolehnya dari majalah Dian dan Kunang-kunang.
Dari sekian percakapan kami, saya memetik satu pernyataan Bruder Aquino kepada saya: Anton, saya mengajar dan mendidik engkau di SPG untuk menjadi ‘Guru Kampung’, yang tugasnya mengajar, mendidik, dan membimbing anak remaja di kampung yang masih buta bahasa, buta huruf, dan buta angka. Saya tidak mendidik engkau menjadi Bupati. Engkau jadi Bupati karena dipilih Tuhan. Maka saya bersyukur dan mengagumi karya Tuhan yang menyempurnakan karya Bruder CSA di Tubi Ruteng.” (Bapak Anton Bagul, Reuni Alumni SPG Tubi / St Aloysius, Ruteng, 21 Juni 2022).
Pernyataan Bruder Aquino adalah sharing iman yang dibagikan kepada kita mantan anak asuhnya di lembah Tubi. Visi lembaga pendidikan SPG asuhan Bruder CSA adalah menyiapkan Guru yang unggul dalam profesinya mencerdaskan anak bangsa yang dihimpun dalam ruang-ruang kelas sekolah dasar. Namun dalam kenyataannya ada banyak alumni tamatan SPG Tubi / SPG Santo Aloysius yang tidak pernah masuk ruang kelas sekolah dasar. Mereka tidak pernah mengalami bagaimana asyik dan suka dukanya melakukan pekerjaan “membuka mata anak didik yang buta bahasa, buta huruf, dan buta angka” di sekolah dasar atau sekolah kampung itu.  Ada begitu banyak alumni SPG Tubi /St Aloysius, pada tahun-tahun awal berprofesi guru SD. Kemudian  meninggalkan ruang kelas SD, masuk dalam dunia politik, menduduki jabatan penting dalam lembaga Pemerintah Daerah sampai lembaga Pemerintah Pusat. Ada juga yang berprofesi Pengusaha, Wartawan, Penegak hukum, dan beberapa profesi lain di luar ruang kelas.
Kalau direnungkan, semuanya ini terjadi karena adanya campur tangan Tuhan dalam hidup kita. Meskipun para Bruder dan Guru SPG menyiapkan kita untuk berprofesi sebagai guru yang mencerdaskan anak bangsa di SD, Tuhan memanfaatkan potensi diri kita untuk berprofesi mencerdaskan bangsa di masyarakat dan lembaga lain diluar lembaga pendidikan. Tanpa kita sadari, melalui  Bruder-Bruder CSA dan para Guru, Tuhan membentuk pribadi kita menjadi “Terang dunia”. Kita bukan hanya menerangi kegelapan dunia di ruang-ruang pendidikan sekolah dasar, tetapi juga menerangi semua kegelapan pada setiap lorong kehidupan dunia.  Semoga profesi kita selalu  bersinar terang dalam  lingkungan pekerjaan kita dan semakin banyak orang diselamatkan berkat pelayanan  profesi kita.
Salamku untuk semua alumni yang purna bakti, meski sudah pensiun dari profesinya, ingatlah profesi ilahi  sebagai pembawa terang dunia tidak mengenal pensiun. Dalam usia lanjut atau usia senja kita masih dapat membawa terang yang menyinari keluarga dan masyarakat di sekitar kita. Kamu adalah terang dunia. Hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik. (Mat 5:14.16).

(Percikan pengalaman Reuni SPG Tubi / SPG St Aloysius, 20-21 Juni 2022)

1 komentar:

  1. Tulisan bagus "Semoga profesi kita selalu bersinar terang dalam lingkungan pekerjaan kita dan semakin banyak orang diselamatkan berkat pelayanan profesi kita" saya meng-amini.

    BalasHapus