Tulisan ini akan diterbitkan dalam
beberapa bagian.
Bagian Pertama
Mei 2015
Kehadiran Lembaga Pendidikan SMK Santo
Aloius tidak terlepas dari sejarah berkembangnya karya para Bruder CSA di
Komunitas Ruteng. Para Bruder CSA (Santo Aloisius) mulai berkarya di Manggarai
pada tahun 1958 atas undangan Mgr. Van Bekum, SVD. Karya yang ditangani para
bruder yakni SGB lalu dalam perjalanan waktu berubah menjadi SGA dan yang
terakhir SPG. Pada tahun 1991 SPG ditutup secara nasional oleh
pemerintah.
Desakan dari berbagai pihak setelah SPG
tutup para bruder diminta untuk membuka SMA atau SMP Plus, mengingat para
bruder terkenal dengan kemampuan untuk mendidik kaum muda.
Yayasan berpikiran lain lain.
Pada tahun 1992 Bruder Thomas Voets selaku
ketua yayasan mengajak dialog dengan Uskup dan Pemda untuk mendiskusikan karya
yang tepat untuk para bruder itu apa. Setelah melalui proses yang panjang
akhirnya menentukan karya Pnedidikan non formal untuk pendidikan kaum muda yang
disebut PUSLAT PSE. Saat itu banyak anak muda banyak yang drop out dari
sekolah, tidak mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Selain itu untuk pembinaan rohani umat Manggarai maka sebagian lahan di
kompleks tubi dijadikan rumah pembinaan iman yang disebut PUSAT SPIRITUALITAS
EFATA. Semuanya itu mulai dibangun tahun 1992 sampai dengan 1994.
Peserta kursus yang yang dibina di
PUSLAT PSE berasal dari berbagai kabupaten di NTT misalnya dari Sumba,
Larantuka, Ngada, Maumere dan tentu saja dari Manggarai. Mereka di PUSLAT PSE
dilatih bagaimana cara bertani, menjadi tukang kayu dan berbagai ketrampilan.
Setelah tamat dari PUSLAT PSE mereka ad yang mandiri untuk bekerja, selain itu
juga bekerja di tempat orang lain sesuai bidangnya lalu setelah mengumpulkan
sejumlah modal kemudian berwiraswasta. PUSLAT PSE sudah berusia 22 tahun. Sudah
ratusan kaum muda yang di didik dan dilatih. Dalam perkembangan jaman dunia
pendidikan semakin maju. Pemerintah mendirikan SMP dan SMA sampai tingkat
kecamatan. Maka anak-anak yang drop out semakin berkurang.
Awal tahun 2015 sewaktu kunjungan DU di
Ruteng mengajak para bruder dan Yayasan untuk membaca tanda-tanda jaman bahwa
pendidikan formal setingkat SMA sudah masuk disetiap kecamatan, maka pertanyaan
setelah peserta kursus semakin sedikit lalu CSA mau berbuat apa?. Pihak
Yayasan yang dimotori oleh Br. Suryadi dan Br. Viktor diminta untuk menjajagi
SMK supaya didialogkan dengan pihak pemerintah kabupaten dan Uskup.
Setelah mendapat tugas dari Pimpinan Umum
selanjutnya adalah melakukan konsultasi dengan pihak pemerintah dalam hal ini
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah raga Kabupaten Manggarai dan Keuskupan Ruteng.
Dari Dinas PPO memberi petunjuk bahwa untuk mendirikan sebuah lembaga
pendidikan khsususnya Lembaga Pendidikan Swasta harus memenuhi 2 syarat utama
yaitu pertama harus memiliki Ijin Operasional dan kedua memiliki ijin Kelembagaan.
Ijin operasinal agar sekolah dapat dimulai proses belajar mengajar, sedangkan
ijin kelembagaan bahwa sekolah itu diakui oleh pemerintah dan berhak mendapat
bantuan dari pemerintah. Ijin Kelembagaan dapat diterbitkan setelah sekolah
berjalan minimal 1 bulan dan paling lama dua tahun. Selama itu pemerintah
melakukan evaluasi.
Untuk memperoleh ijin operasional pihak
Yayasan harus mengajukan proposal pendirian sekolah yang memuat tentang: Tujuan
Visi Misi sekolah, ketersediaan lokasi/gedung, tenaga pendidik dan
kependidikan, sekolah pendukung serta sumber dana.
Juni 2015
Pada bulan Juni 2015 Yayasan Solidaritas
mengajukan proposal pendirian sekolah kepada pemerintah. Setelah dilakukan
beberapa kali konsultasi proposal dan perbaikan akhirnya pada pertengahan Juni
2015 proposal dinyatakan layak diajukan. Sambil menunggu persetujuan proposal
dilapangan persiapan terus dilakukan.
Br. Viktor bersama anggota DU mengadakan
kunjungan (studi banding) ke SMK Leonardo Klaten dan SMK Sanjaya. Dari
kunjungan ini diperoleh beberapa informasi penting tentang SMK
Juli 2015
Awal Juli 2015 Br. Suryadi dan Br. Viktor
menghadap Bapak Uskup serta membawa surat tentang rencana pedirian SMK. Dalam
pembicaraan itu Bapa Bapak Uskup sangat mendukung terhadap rencana pendirian
SMK.
Tanggal 18 Juli 2015 sebuah team kecil dari SMK IPT Semarang yaitu Pa Edi Susanto dan Pa Ruby Budhiharto tiba di Ruteng, Kehadiran dari team ini untuk mendakan obserasi lokasi dan penggunaan ruangan.
Tanggal 22 Juli 2015 sebuah team dari pemerintah datang ke lokasi utuk melakukan peninjauan untuk memastikan keadan di lapangan dan proposal yang diajukan. Kurang lebih dua jam team melakukan peninjauan keliling dan di akhir pertemuan team memastikan bulan Agustus 2015 ijin operasional di terbitkan.
Br. Viktor, CSA
0 komentar:
Posting Komentar