Selamat Datang

... di situs resmi Kongregasi Bruder St. Aloysius

Selasa, 31 Mei 2016

SEJARAH BERDIRINYA SMK SANTO ALOISIUS RUTENG


Tulisan ini akan diterbitkan dalam beberapa bagian.

Bagian Pertama

Mei 2015

Kehadiran Lembaga Pendidikan SMK Santo Aloius tidak terlepas dari sejarah berkembangnya karya para Bruder CSA di Komunitas Ruteng. Para Bruder CSA (Santo Aloisius) mulai berkarya di Manggarai pada tahun 1958 atas undangan Mgr. Van Bekum, SVD. Karya yang ditangani para bruder yakni SGB lalu dalam perjalanan waktu berubah menjadi SGA dan yang terakhir  SPG. Pada tahun 1991 SPG ditutup secara nasional oleh pemerintah. 

Desakan dari berbagai pihak setelah SPG tutup para bruder diminta untuk membuka SMA atau SMP Plus, mengingat para bruder terkenal dengan kemampuan untuk mendidik  kaum muda.
Yayasan berpikiran lain lain.
Pada tahun 1992 Bruder Thomas Voets selaku ketua yayasan mengajak dialog dengan Uskup dan Pemda untuk mendiskusikan karya yang tepat untuk para bruder itu apa. Setelah melalui proses yang panjang akhirnya menentukan karya Pnedidikan non formal untuk pendidikan kaum muda yang disebut PUSLAT PSE. Saat itu banyak anak muda banyak yang drop out dari sekolah, tidak mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu untuk pembinaan rohani umat Manggarai maka sebagian lahan di kompleks tubi dijadikan rumah pembinaan iman yang disebut PUSAT SPIRITUALITAS EFATA.  Semuanya itu mulai dibangun tahun 1992 sampai dengan 1994.
 Peserta kursus yang yang dibina di PUSLAT PSE berasal dari berbagai kabupaten di NTT misalnya dari Sumba, Larantuka, Ngada, Maumere dan tentu saja dari Manggarai. Mereka di PUSLAT PSE dilatih bagaimana cara bertani, menjadi tukang kayu dan berbagai ketrampilan. Setelah tamat dari PUSLAT PSE mereka ad yang mandiri untuk bekerja, selain itu juga bekerja di tempat orang lain sesuai bidangnya lalu setelah mengumpulkan sejumlah modal kemudian berwiraswasta. PUSLAT PSE sudah berusia 22 tahun. Sudah ratusan kaum muda yang di didik dan dilatih. Dalam perkembangan jaman dunia pendidikan semakin maju. Pemerintah mendirikan SMP dan SMA sampai tingkat kecamatan. Maka anak-anak yang drop out semakin berkurang.
Awal tahun 2015 sewaktu kunjungan DU di Ruteng mengajak para bruder dan Yayasan untuk membaca tanda-tanda jaman bahwa pendidikan formal setingkat SMA sudah masuk disetiap kecamatan, maka pertanyaan setelah peserta kursus semakin sedikit lalu CSA mau berbuat apa?.  Pihak Yayasan yang dimotori oleh Br. Suryadi dan Br. Viktor diminta untuk menjajagi SMK  supaya didialogkan dengan pihak pemerintah kabupaten dan Uskup.
Setelah mendapat tugas dari Pimpinan Umum selanjutnya adalah melakukan konsultasi dengan pihak pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah raga Kabupaten Manggarai dan Keuskupan Ruteng. Dari Dinas PPO memberi petunjuk bahwa untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan khsususnya Lembaga Pendidikan Swasta harus memenuhi 2 syarat utama yaitu pertama harus memiliki Ijin Operasional dan kedua memiliki ijin Kelembagaan. Ijin operasinal agar sekolah dapat dimulai proses belajar mengajar, sedangkan ijin kelembagaan bahwa sekolah itu diakui oleh pemerintah dan berhak mendapat bantuan dari pemerintah. Ijin Kelembagaan dapat diterbitkan setelah sekolah berjalan minimal 1 bulan dan paling lama dua tahun. Selama itu pemerintah melakukan evaluasi.
Untuk memperoleh ijin operasional pihak Yayasan harus mengajukan proposal pendirian sekolah yang memuat tentang: Tujuan Visi Misi sekolah, ketersediaan lokasi/gedung, tenaga pendidik dan kependidikan, sekolah pendukung serta sumber dana.

Juni 2015
Pada bulan Juni 2015 Yayasan Solidaritas mengajukan proposal pendirian sekolah kepada pemerintah. Setelah dilakukan beberapa kali konsultasi proposal dan perbaikan akhirnya pada pertengahan Juni 2015 proposal dinyatakan layak diajukan. Sambil menunggu persetujuan proposal dilapangan persiapan terus dilakukan. 

Br. Viktor bersama anggota DU mengadakan kunjungan (studi banding) ke SMK Leonardo Klaten dan SMK Sanjaya. Dari kunjungan ini diperoleh beberapa informasi penting tentang  SMK

Juli 2015
Awal Juli 2015 Br. Suryadi dan Br. Viktor menghadap Bapak Uskup serta membawa surat tentang rencana pedirian SMK. Dalam pembicaraan itu Bapa Bapak Uskup sangat mendukung terhadap rencana pendirian SMK.

Tanggal 18 Juli 2015 sebuah team kecil dari SMK IPT Semarang yaitu Pa Edi Susanto dan Pa Ruby Budhiharto tiba di Ruteng, Kehadiran dari team ini untuk mendakan obserasi lokasi dan penggunaan ruangan.

Tanggal 22 Juli 2015 sebuah team dari pemerintah datang ke lokasi utuk melakukan peninjauan untuk memastikan keadan di lapangan dan proposal yang diajukan. Kurang lebih dua jam team melakukan peninjauan keliling dan di akhir pertemuan team memastikan bulan Agustus 2015 ijin operasional di terbitkan.

Br. Viktor, CSA

0 komentar:

Posting Komentar